kekuatan Cinta tuhan luar biasa terhadap manusia, Tuhan kembali memproklamirkan kepada manusia, yang disaksikan oleh tiga Rasul: Petrus, Yohanes dan Yakobus, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, yang sangat dikasihi Allah.

pada suatu hariYesus berbicara tentang bagaimana Ia akan menderita sengsara.
Sesudah itu Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes.
dan bersama mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi.
Di situ mereka sendirian saja.
Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka,
dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat.
Tidak ada seorang pun di dunia ini
yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.
Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa,
keduanya sedang berbicara dengan Yesus.
Lalu Petrus kepada Yesus,
“Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini!
Baiklah kami dirikan tiga kemah,
satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.”
Petrus berkata demikian,
sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya,
karena mereka sangat ketakutan.
Maka datanglah awan menaungi mereka
dan dari dalam awan itu terdengar suara,
“Inilah Anak yang terkasih, dengarkanlah Dia!”
Dan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling,
mereka tidak lagi melihat seorang pun bersama mereka,
kecuali Yesus seorang diri.
Pada waktu mereka turun dari gunung itu,
Yesus berpesan supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorang pun
apa yang telah mereka lihat itu,
sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.
Mereka memegang pesan tadi
sambil mempersoalkan di antara mereka
apa yang dimaksud dengan “bangkit dari antara orang mati.”
Siapakah Yesus Itu Dimata Allah
Bapak ibu yang diberkatin dalam nama tuhan,
Tiga bacaan hari Minggu ini melukiskan kekuatan cinta terhadap sesama. Pengalaman akan cinta sungguh sangat mempengaruhi kehidupan seseorang.
Abraham dalam bacaan pertama sudah mengalami betapa besarnya cinta Tuhan kepadanya. Ia selalu dilindungi oleh Tuhan.
Tuhan selalu menuntun-nya, menjaga-nya dari serangan musuh. Allah selalu memenuhi janji-Nya, termasuk keturunan yang akan dimiliki Abraham.
Karena besarnya cinta Tuhan, maka di saat Tuhan meminta Abraham untuk mempersembahkan Putera tunggalnya, yaitu Ishak, kepada-Nya dengan sukarela Abraham memenuhinya.
Cinta-nya yang besar kepada Tuhan memungkinkan dia untuk mengerjakan apa saja yang diperintahkan Tuhan kepada-nya.
Dalam bacaan kedua pun demikian. Paulus, dalam suratnya kepada Jemaat di Roma, melukiskan cinta Tuhan kepada manusia. Tuhan sangat mencinta manusia ciptaan-Nya. Manusia adalah gambaran Allah sendiri. Karena kelemahannya, manusia jatuh ke dalam dosa. Tetapi kejatuhan manusia tidak membatalkan cinta Tuhan kepada manusia.
Tuhan tetap mencintainya dan berencana untuk menyelamatkan manusia. Untuk itu Dia mengutus Putera-Nya, Yesus Kristus. Ia berani mengurbankan Putera-Nya, yang sangat dikasihinya itu agar manusia boleh mengalami keselamatan.
Hal itu sudah terjadi dalam diri Yesus Kristus. Cinta sungguh memungkinkan segala sesuatu bisa dikerjakan.
Lewat Injil hari ini, Tuhan kembali memproklamirkan kepada manusia, yang disaksikan oleh tiga Rasul: Petrus, Yohanes dan Yakobus, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, yang sangat dikasihi Allah.
Kini Dia siap-siap ke Yerusalem mau menderita demi keselamatan manusia. Ia berani mati demi keselamatan manusia yang sangat dicintai Tuhan. Dari Salib, sebelum wafat, Yesus Kristus berdoa kepada Bapa-Nya: Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka kerjakan.
Satu ungkapan cinta yang sangat luar biasa. Cinta memungkinkan semua ini bisa dibuat.
Pertanyaan untuk kita: Apakah kita pernah alami hal yang sama karena didorong oleh cinta kita? Apakah kita betul merasakan cinta Tuhan? Bagaimana tanggapan kita akan cinta Tuhan?
Apakah kita siap berkorban demi Tuhan yang selalu mencinta kita? Dalam masa Puasa ini, apa kegitatan konkrit kita, yang bisa buat sebagai ungkapan cinta kita kepada Tuhan dan sesama?
Marilah saudara-saudari … Sungguh, cinta selalu memungkinkan segala sesuatu bisa dikerjakan. Kalau Tuhan selalu setia dan tunjukkan cinta-Nya kepada kita setiap hari, maka, sebagai murid-murid Kristus, kita pun sudah seharusnya tunjukkan cinta kita kepada-Nya lewat saudara-saudari di sekitar kita, secara khusus mereka yang sangat membutuhkan pertolongan.
Kita berdoa, semoga pengalaman akan cinta Tuhan selalu menjadi inspirasi bagi kita untuk bisa meneruskan cinta Tuhan itu kepada sesama.
Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!